Siapa tak kenal dengan keripik gadung? Camilan bercitarasa gurih ini banyak disukai orang. Di Kabupaten Tulungagung, sentra keripik ini ada di Desa Joho, Kecamatan Kalidawir.
Joho sejak lama memang dikenal sebagai Desa yang memiliki produk unggulan Kripik Gadung. Meskipun telah banyak dikenal sebagai umbi yang mengandung racun dan dapat menyebabkan pusing atau mual, masyarakat Desa Joho sudah ahli menjadikannya sajian yang nikmat.
Di halaman rumah-rumah warga di Joho akan sangat gampang dijumpai gadung-gadung yang sedang dijemur. Salah seorang pengusaha pengolahan gadung di Joho adalah Senen. Ia dikenal sebagai orang yang sejak awal memulai usaha ini di Joho sejak tahun 1994 dan produksinya paling banyak.
Menurut Senen, bahan umbi jagung yang diolah di Joho berasal dari kawasan Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Malang.
“Dalam sehari bisa mengolah 3-5 ton gadung mentah agar siap olah,” kata Senen.
Gadung dapat dibuat menjadi camilan yang enak berupa Keripik gadung. Keripik gadung yang dihasilkan memiliki tektur yang tipis dan empuk sehingga mudah dimakan. Rasa gurih membuat saat mengemil menjadi lebih menyenangkan. Keripik tersebut menjadi favorit oleh-oleh bagi masyarakat yang sedang berkunjung ke Joho. Tapi Senen mengaku lebih banyak menyediakan produk untuk dipasok ke Surabaya.
Senen mengatakan usaha pengolahan keripik gadung sangat menguntungkan. Bahan pokok umbi yang belum dikupas per kg dihargai Rp 1.000. Padahal ketika dijual, sekilo gadung goreng bisa mencapai harga Rp 30.000.
Melihat pangsa pasar yang masih luas dan modal jejaring pengusaha gadung di Joho, usaha ini potensial sebagai penggerak ekonomi warga setempat.